IIQ JAKARTA GELAR MALAM INAUGURASI PBAK 2024

-

     PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) tahun 2024 Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, dengan tema “Membangun Potensi Diri Dan Kepemimpinan Qura’ni Untuk Perempuan Muda Indonesia yang Berdaya dan Menginspirasi” resmi ditutup Sabtu (14/9/2024). Penutupan ini dikemas dalam malam Inaugurasi, sebagai momentum penyematan atas resminya CAMAI (Calon Mahasiswa IIQ) menjadi mahasiswa baru di Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.

    Ihda Nur Aulia Ketua Pelaksana PBAK mengucapkan terima kasih kepada para dosen, SEMA, DEMA dan para Steering Committee (SC) yang mendampingi kegiatan PBAK 2024, yang telah dimulai dari tanggal lima hingga tujuh September dan diikuti oleh 370 peserta. Sementara itu, Arini Nurillah Al-Fauzani Presiden DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa) IIQ Jakarta mengucapkan selamat kepada CAMAI yang dinyatakan lulus PBAK 2024, semoga PBAK 2024  IIQ Jakarta memberikan kesan positif untuk para CAMAI. Ia juga berharap mahasiswa baru bisa menjaga nama baik almamater IIQ Jakarta.

    Malam Inaugurasi adalah malam pengukuhan sebagai mahasiswa baru IIQ Jakarta dan sertifikat PBAK akan menjadi syarat untuk wisuda atau sidang munaqasah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Iffaty Zamimah, M.A., Ketua pelaksana dosen, ia juga menyampaikan salam dari rektor IIQ Jakarta Dr. Hj. Nadjematul Faizah, S.H., M.Hum. kepada seluruh mahasiswa baru IIQ Jakarta 2024-2025, bahwa “Prinsip dari panitia dosen atas arahan dari rektor dan para wakil rektor adalah untuk tidak memadatkan waktu para CAMAI selama PBAK agar kesehatan tetap terjaga.” dan berharap para mahasiswa baru bisa lulus tepat waktu, dan menerapkan hal-hal yang sudah didapat selama PBAK,” ujar Iffaty.

    Selanjutnya, pembacaan surat keputusan rektor tentang pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan (PBAK) IIQ Jakarta 2024 oleh Rabiatul Adawiyah, M.Pd., Bagian Kemahasiswaan dan Alumni IIQ Jakarta. Surat lampiran dibacakan oleh ketua Sema IIQ Jakarta Lutfia Zahrani, peserta yang dinyatakan lulus 360 peserta, lulus dengan syarat 8 peserta, dan tidak lulus 2 peserta. Peserta Terbaik PBAK 2024 diraih atas nama Nova Arianti Kelompok Raflesia, dan Video Perkenalan Terbaik diraih oleh Faridah Rafifah Alya kelompok peony.

    Proses penyematan jas almamater yang merupakan acara inti dari Malam Inaugurasi ini dipimpin oleh Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Rabiatul Adawiyah, M.Pd. video ucapan selamat datang untuk mahasiswa baru IIQ Jakarta 2024-2025 dari rektor IIQ Jakarta Dr. Hj. Nadjematul Faizah, S.H., M.Hum. sebagai penutup.

    “Selamat menjadi bagian dari keluarga besar Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, laksanakan pembelajaran dan tahfidz Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya, jaga amanah orang tua, selamat menempuh perkuliahan apapun prodinya, dan kembangkan bakat dan minat ananda semua di kampus perempuan, kampusnya penghafal Al-Qur’an, pesan beliau.”


Penulis: Sufa Awaliyah

Proofreader: Najmi Al Adiliyah

 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Perjalanan Tanpa Akhir: Kisah Nafisatul Millah

-
Image
Dari panggung musabaqah tingkat lokal hingga kancah internasional, nama Nafisatul Millah, terus bersinar. Mahasiswi semester 6 ini dikenal dengan segudang prestasi Qur’ani, khususnya di bidang Hifdzil Qur’an. Meski namanya sudah melambung, Millah, demikian ia akrab disapa, tetap rendah hati. Perjalanan Millah sebagai penghafal Al-Qur’an dimulai sejak ia duduk di bangku SD, dengan bimbingan langsung dari kedua orang tuanya dan guru Qur’an pertamanya, umi Nur Fadhilah. Tapi tekadnya dalam menghafal Al-Qur’an baru benar-benar tumbuh tatkala ia masuk pesantren Al-Kautsar di usia 14 tahun, di bawah asuhan Buya Muhammad Ali. Di sana, Millah mulai serius menghafal Al-Qur’an hingga khatam di usia 18 tahun. Selama lima tahun proses ziyadah, Millah tak hanya fokus pada menambah (ziyadah), tetapi diseimbangkan dengan muraja’ah yang konsisten. Awalnya, porsi muraja’ah satu juz per hari, kemudian ketika hafalannya mencapai 10 juz, porsi muraja’ah tersebut bertambah dua juz setiap harinya, dan ter...
Read more

Berjuang di Tengah Deru Mesin: Kisah Febra, Mahasiswi Ojol yang Tak Menyerah pada Keadaan

-
Image
Akhir tahun 2018 menjadi titik balik dalam hidup Febra Lusi Yana (kini ia adalah seorang mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah di Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta semester 2). Terpaksa meninggalkan bangku kuliah karena melewati batas semester, ia tidak larut dalam keterpurukan. Demi bertahan hidup, ia mulai menjemput rezeki di jalanan sebagai pengemudi ojek online. Bukan karena pilihan, melainkan keadaan yang memaksa. Namun, di tengah kerasnya jalanan ibu kota, Febra tak pernah melepaskan satu harapan besar: melanjutkan kuliah. “Targetku waktu itu kuliah di Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta. Soalnya cuma di sini ada jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir tanpa batasan umur," ujarnya penuh semangat. Bagi Febra, pendidikan adalah cahaya, dan ia siap mengejarnya meski harus melalui jalan terjal. Namun, perjalanan Febra menuju bangku kuliah di Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta jauh dari kata mudah. Pada tahun 2019, biaya masuk mencapai hampir 8 juta rupiah, mesk...
Read more

Sayaka: Perjalanan Hati dari Negeri Sakura ke IIQ Jakarta

-
Image
  "Terus semangat, ingat alasanmu memulai, dan tujuannya. Insya Allah, semua usaha akan membuahkan hasil." Itulah pesan singkat penuh makna dari Sayaka, seorang mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta semester 4 asal Jepang yang memilih menempuh pendidikan di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Perjalanannya dari Negeri Sakura ke Indonesia bukan sekadar mencari ilmu, tapi juga tentang menemukan kedamaian dalam identitasnya sebagai Muslimah di tengah minoritas. Lahir di Tokyo dan besar di Chiba, Sayaka sudah mengenal Islam sejak kecil berkat didikan sang ibu yang berasal dari Indonesia. Namun, tumbuh sebagai Muslimah di Jepang, dengan populasi muslim kurang dari 1%, tentu tidak mudah. "Di Jepang, makanan halal sulit ditemukan, masjid jarang, dan diskusi tentang Islam pun sangat terbatas," ujarnya. Ketertarikannya pada Indonesia bermula dari kenyamanan yang ia temukan di negeri dengan mayoritas muslim, masjid di setiap sudut, dan komunitas yang ramah. Ditam...
Read more