Pengurus BKKBM IIQ Jakarta Sudah Dilantik, Diharapkan Kompak Dalam Bekerjasama

-


Dokumentasi kegiatan Upgrading ketika materi Administrasi Kesekretariatan yang diisi oleh Bapak Rahmatul Fadhil. Dok/Nazwatul Fadhilah (IAT/6) 




LPM IIQ Jakarta-Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta menggelar Pelantikan Pengurus BKKBM (Badan Kelengkapan Keluarga Besar Mahasiswa) masa bakti 2021-2022 secara virtual, Sabtu (17/4/2021).

Acara pelantikan periode kali ini memiliki kesan yang berbeda, karena diadakan melalui telekonferensi aplikasi Zoom, serta media pendukung lain yaitu Youtube. Kendati demikian, acara pelantikan tetap berlangsung khidmat dan berjalan sesuai rencana, walaupun ada sedikit kendala sinyal pada beberapa peserta. Acara tersebut dihadiri oleh Rektor IIQ Jakarta, para Warek, seluruh Dekan Fakultas, Kaprodi, Pimpinan dan Direktur Pesantren Takhasus IIQ Jakarta, serta para dosen pembimbing BKKBM.

Adapun menurut informasi dari ketua pelaksana pelantikan, Syisyi Nur Annisa (Tarbiyah/IV), acara pelantikan kali ini dihadiri oleh 191 mahasiswi beserta para dosen yang mengikuti melalui Zoom, dan 695 mahasiswi yang menonton melalui kanal Youtube.

Diawali dengan sambutan dari ketua pelaksana, dan dilanjut dengan pembacaan Surat Keputusan Sema (Senat Mahasiswa), Dema (Dewan Eksekutif Mahasiswa) IIQ, serta UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) oleh Sekretaris Jendral Nazwatul Fadhilah (IAT/IV) berlangsung dengan khidmat. Para pengurus pada lembaga ini dilantik langsung oleh Warek III, Ibu Romlah Widayati. Adapun para pengurus Dema Fakultas dilantik langsung oleh Dekan Fakultas masing-masing, diantaranya Bapak Muhammad Ulinnuha Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Ibu Muzayyanah Dekan Fakultas Syariah, dan Ibu Esi Hairani Dekan Fakultas Tarbiyah. Agenda setelahnya yakni pengucapan ikrar pelantikan, yang dipimpin oleh Aminah Al-Khairy selaku Pimpinan Sema IIQ Jakarta, dan diikuti oleh seluruh pengurus BKKBM.

Rektor IIQ Jakarta, Prof. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA dalam arahannya mengatakan bahwa para pengurus diharapkan dapat bekerja sama dalam membuat program yang positif, serta aktif memberi masukan kepada Institut demi peningkatan kualitas mahasiswi IIQ Jakarta. Pada sambutannya kali ini, Ibu Huzaemah mengajak pengurus untuk terus bersosialisasi kepada masyarakat dan mahasiswi baru nanti, perihal bagaimana kegiatan selama perkuliahan, dan seperti apa hasil yang didapatkan oleh mahasiswi ketika menimba ilmu di IIQ. Hal demikian dilakukan guna menyebarluaskan ilmu-ilmu ke-Al-Qur’an-an yang menjadi ciri khas IIQ, serta menambah ketertarikan masyarakat terhadap IIQ Jakarta.

“Apalagi adanya penerimaan mahasiswa baru pada tahun ini, kami mengharapkan dari semua pengurus yang sudah dilantik tadi agar menyampaikan, dan mensosialisasikan apa  yang telah dicanangkan oleh Pimpinan Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta tentang penerimaan mahasiswa baru ini. Dan memberikan penjelasan kepada mereka tentang bagaimana Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta”, kata Ibu Huzaemah.

Dalam arahannya, Ibu Huzaemah juga mengingatkan bagi para pengurus BKKBM untuk terus kompak dalam bekerja sama, konsisten dalam mengamalkan apa yang telah diikrarkan, dan tidak mengandalkan satu sama lain dalam menjalankan tugas.

“Karena kalau dalam bersatu itu sama dengan sapu lidi, kalau satu sapu lidi tidak bisa dipakai menyapu, tetapi kalau dikumpul menjadi satu sapu, maka semua yang berat akan menjadi ringan. Seperti dalam pepatah, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”, jelas Ibu Huzaemah.

Kemudian, setelah berakhirnya sesi arahan dan sambutan dari Rektor IIQ, acara tersebut ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Ibu Romlah Widayati selaku Warek III.

Selain pelantikan, pengurus BKKBM juga diwajibkan untuk mengikuti kegitan upgrading. Menurut Presiden Dema IIQ, Shofwah Fahazehru (IAT/VI) diadakannya upgrading ini, guna menambah wawasan bagi pengurus untuk memahami bagaimana siklus organisasi di IIQ, karena tidak semua pengurus terpilih, sebelumnya pernah menjadi bagian dari pengurus BKKBM.

Kegiatan upgrading tersebut dilaksanakan selama dua hari, terhitung setelah pelantikan, Sabtu siang (17/4/2021), kemudian dilanjut keesokan harinya, Minggu pagi (18/4/2021). Adapun materi yang disampaikan dalam kegiatan ini diantaranya, materi Akademik dan Kemahasiswaan oleh Ibu Iffaty Zamimah, materi Administrasi Kesekretariatan oleh Bapak Rahmatul Fadhil, dan materi Administrasi Keuangan oleh Ibu Nur Yunita.

Para pengurus sangat antusias dalam mengikuti kegiatan kali ini, banyak dari mereka yang bertanya perihal program dan kinerja apa saja yang wajib dilakukan oleh pengurus BKKBM IIQ. Hal demikian menandakan semangat baru mulai muncul dari para pengurus baru yang terpilih. Adanya pengurus BKKBM yang baru ini menjadi suatu harapan besar bagi seluruh civitas akademik serta para mahasiswi IIQ Jakarta.

Selamat menjalankan tugas para pengurus BKKBM periode 2021-2022, semoga tetap konsisten dalam mengemban amanah, walaupun adanya pandemi kali ini menjadi tantangan yang berbeda dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.


Penulis: Liana Nur Arifatul Inayah

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Perjalanan Tanpa Akhir: Kisah Nafisatul Millah

-
Image
Dari panggung musabaqah tingkat lokal hingga kancah internasional, nama Nafisatul Millah, terus bersinar. Mahasiswi semester 6 ini dikenal dengan segudang prestasi Qur’ani, khususnya di bidang Hifdzil Qur’an. Meski namanya sudah melambung, Millah, demikian ia akrab disapa, tetap rendah hati. Perjalanan Millah sebagai penghafal Al-Qur’an dimulai sejak ia duduk di bangku SD, dengan bimbingan langsung dari kedua orang tuanya dan guru Qur’an pertamanya, umi Nur Fadhilah. Tapi tekadnya dalam menghafal Al-Qur’an baru benar-benar tumbuh tatkala ia masuk pesantren Al-Kautsar di usia 14 tahun, di bawah asuhan Buya Muhammad Ali. Di sana, Millah mulai serius menghafal Al-Qur’an hingga khatam di usia 18 tahun. Selama lima tahun proses ziyadah, Millah tak hanya fokus pada menambah (ziyadah), tetapi diseimbangkan dengan muraja’ah yang konsisten. Awalnya, porsi muraja’ah satu juz per hari, kemudian ketika hafalannya mencapai 10 juz, porsi muraja’ah tersebut bertambah dua juz setiap harinya, dan ter...
Read more

Berjuang di Tengah Deru Mesin: Kisah Febra, Mahasiswi Ojol yang Tak Menyerah pada Keadaan

-
Image
Akhir tahun 2018 menjadi titik balik dalam hidup Febra Lusi Yana (kini ia adalah seorang mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah di Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta semester 2). Terpaksa meninggalkan bangku kuliah karena melewati batas semester, ia tidak larut dalam keterpurukan. Demi bertahan hidup, ia mulai menjemput rezeki di jalanan sebagai pengemudi ojek online. Bukan karena pilihan, melainkan keadaan yang memaksa. Namun, di tengah kerasnya jalanan ibu kota, Febra tak pernah melepaskan satu harapan besar: melanjutkan kuliah. “Targetku waktu itu kuliah di Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta. Soalnya cuma di sini ada jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir tanpa batasan umur," ujarnya penuh semangat. Bagi Febra, pendidikan adalah cahaya, dan ia siap mengejarnya meski harus melalui jalan terjal. Namun, perjalanan Febra menuju bangku kuliah di Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta jauh dari kata mudah. Pada tahun 2019, biaya masuk mencapai hampir 8 juta rupiah, mesk...
Read more

Sayaka: Perjalanan Hati dari Negeri Sakura ke IIQ Jakarta

-
Image
  "Terus semangat, ingat alasanmu memulai, dan tujuannya. Insya Allah, semua usaha akan membuahkan hasil." Itulah pesan singkat penuh makna dari Sayaka, seorang mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta semester 4 asal Jepang yang memilih menempuh pendidikan di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Perjalanannya dari Negeri Sakura ke Indonesia bukan sekadar mencari ilmu, tapi juga tentang menemukan kedamaian dalam identitasnya sebagai Muslimah di tengah minoritas. Lahir di Tokyo dan besar di Chiba, Sayaka sudah mengenal Islam sejak kecil berkat didikan sang ibu yang berasal dari Indonesia. Namun, tumbuh sebagai Muslimah di Jepang, dengan populasi muslim kurang dari 1%, tentu tidak mudah. "Di Jepang, makanan halal sulit ditemukan, masjid jarang, dan diskusi tentang Islam pun sangat terbatas," ujarnya. Ketertarikannya pada Indonesia bermula dari kenyamanan yang ia temukan di negeri dengan mayoritas muslim, masjid di setiap sudut, dan komunitas yang ramah. Ditam...
Read more