Resensi Film: “Bila Esok Ibu Tiada”
A. Identitas Film
- Judul: Bila Esok Ibu Tiada
- Genre: Drama, Keluarga
- Sutradara: Rudi Soedjarwo
- Produksi: Leo Pictures
- Pemain: Rahmi (Christine Hakim), Haryo (TBA), Ranika (Adinia Wirasti), Rania (Amanda Manopo), Rangga (Fedi Nuril), Hening (Yasmin Napper)
- Tahun: 2024
B. Sinopsis Film
Film drama keluarga ini mengisahkan perjuangan seorang ibu bernama Rahmi yang harus membesarkan keempat anaknya sendiri setelah kehilangan suaminya secara mendadak. Awalnya, keluarga mereka hidup harmonis, tetapi sejak kepergian Haryo, sang kepala keluarga, segalanya berubah. Rahmi menjadi orang tua tunggal, sementara anak-anaknya sibuk dengan kehidupan masing-masing, membuat rumah terasa sepi.
Sebagai anak sulung, Ranika mengambil tanggung jawab besar sebagai pengganti peran ayah dalam keluarga. Ia menjadi tulang punggung keluarga, selalu mengkhawatirkan ibu dan adik-adiknya, hingga hampir tak memiliki waktu untuk memikirkan pernikahannya. Adiknya, Rania, disibukkan dengan pekerjaannya sebagai artis sinetron, sedangkan Rangga berusaha menggapai impiannya sebagai komposer musik. Sementara itu, Hening, si bungsu, masih mencari jati dirinya di tengah kehidupan perkuliahan yang penuh tantangan dan pergaulan yang beragam.
Akibatnya mereka jarang memiliki waktu untuk berkumpul, bercanda, dan menemani sang ibu di rumah. Hubungan mereka pun semakin merenggang karena kurangnya komunikasi yang baik, sehingga konflik dalam keluarga ini semakin sering terjadi.
Melihat kondisi tersebut, Rahmi enggan mengganggu anak-anaknya dan memilih menyimpan kesedihan serta kerinduannya pada sang suami sendirian. Ia berusaha menghadapi semuanya sendiri agar tidak membebani anak-anaknya. Namun, kondisi ini membuat kesehatannya semakin memburuk. Hingga akhirnya, ia tak lagi mampu menahan sakitnya dan meluapkannya saat berziarah ke makam sang suami.
C. Pesan yang Terkandung
Keluarga adalah prioritas utama dalam kehidupan. Oleh karena itu, jagalah keharmonisan dengan menjaga komunikasi yang baik, saling memahami, dan menghargai satu sama lain. Sesibuk apa pun pekerjaan kita, luangkan waktu untuk berkumpul dan bertukar cerita dengan keluarga.
Di balik ketegaran seorang ibu, tersembunyi perasaan yang rapuh. Namun, ia sering menyembunyikannya agar tidak membebani anak-anaknya. Sebagai anak, sudah sepatutnya kita memperlakukan orang tua dengan penuh kasih sayang, menemani, dan merawat mereka sebagaimana mereka merawat kita saat kecil. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari.
D. Kelebihan
Film yang disutradarai oleh Rudi Soedjarwo ini berhasil mengajak penonton larut dalam cerita yang dekat dengan realitas kehidupan sehari-hari, hingga mengundang air mata. Akting para pemain terasa natural dan menjiwai, membuat film ini tampak begitu nyata.
E. Kekurangan
Alur ceritanya cenderung mudah ditebak, sehingga dapat mengurangi daya tarik film ini. Selain itu, film ini lebih banyak menyoroti kehidupan anak-anak dibandingkan konflik emosional antara ibu dan anak. Transisi serta teknik pengambilan gambar yang dimaksudkan agar terlihat natural justru terasa kurang nyaman bagi penonton.
Penulis: Aisya Humaira
Proofreader: Sufa Alwafiah Jamyza
Comments
Post a Comment