Resensi Buku: Kami (Bukan) Sarjana Kertas

 

source image: goodreads


Judul Buku : Kami (Bukan) Sarjana Kertas

Penulis : J.S. Khairen

Penerbit : PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Tahun Terbit : 2024

Jumlah Halaman : 388 halaman

ISBN : 978-602-05-3070-3

Sinopsis Singkat:

Novel ini mengisahkan tujuh mahasiswa dari Universitas Daulat Eka Laksana (UDEL), sebuah kampus fiktif yang bahkan tidak terdeteksi oleh mesin pencari karena reputasinya yang buruk. Para tokohnya—Ogi, Ranjau, Arko, Gala, Juwisa, Sania, dan Catherine—masuk ke UDEL dengan berbagai alasan, mulai dari keterbatasan finansial hingga tidak diterima di universitas lain. Kisah mereka dimulai dari kelas konseling yang dipandu oleh Bu Lira, dosen dengan metode pengajaran yang unik dan penuh kejutan. Melalui perjalanan kuliah mereka, novel ini menggambarkan perjuangan, persahabatan, dan pencarian makna dari gelar sarjana itu sendiri. 

Isu Utama:

Novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas mengkritik sistem pendidikan tinggi yang terlalu menitikberatkan pada nilai akademik dan gelar, tanpa memperhatikan pengembangan soft skill, karakter, dan kesiapan menghadapi realitas hidup. Melalui tokoh Ranjau—sarjana cumlaude yang kesulitan mendapatkan pekerjaan—penulis menunjukkan bahwa IPK tinggi dan almamater ternama bukan jaminan kesuksesan.

Sebaliknya, tokoh seperti Ogi yang kurang menonjol secara akademik justru menunjukkan kematangan hidup lewat keberanian mengambil risiko, belajar dari kegagalan, serta membangun relasi yang sehat. Kritik terhadap sistem pendidikan juga ditampilkan melalui kelas Bu Lira yang mendorong mahasiswa berpikir kritis dan mengenali diri, bukan sekadar mengejar nilai.

Isu lain yang disorot dalam novel ini adalah ketimpangan akses pendidikan, tekanan sosial pasca-kelulusan, serta pentingnya memiliki tujuan hidup yang lebih bermakna daripada sekadar mencari pekerjaan dengan gaji tinggi. Novel ini mengajak pembaca untuk merefleksikan kembali: Apa sebenarnya makna menjadi seorang sarjana?

Kelebihan:

Relevansi Tema: Isu yang diangkat sangat relevan dengan kondisi mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi saat ini.

Karakter yang Beragam: Setiap tokoh memiliki latar belakang dan karakteristik yang berbeda, memberikan perspektif yang luas tentang kehidupan kampus.

Pesan Moral: Novel ini mengajarkan pentingnya pengembangan diri, kerja keras, dan nilai-nilai persahabatan dalam meraih kesuksesan.

Kekurangan

Alur Cerita: Perpindahan fokus antar tokoh yang terlalu sering membuat alur cerita terasa kurang kohesif.

Pengembangan Karakter: Beberapa tokoh kurang mendapatkan pendalaman karakter yang memadai, sehingga motivasi dan perkembangan mereka terasa kurang kuat. 

Kesimpulan:

Kami (Bukan) Sarjana Kertas adalah novel yang menyajikan refleksi kritis terhadap sistem pendidikan dan tantangan yang dihadapi oleh lulusan perguruan tinggi. Meskipun beberapa tokoh kurang mendapatkan pendalaman karakter yang memadai, pesan yang disampaikan sangat relevan dan dapat menjadi bahan renungan bagi siapa saja yang sedang atau telah menempuh pendidikan tinggi. 

Penulis: Sufa Alwafiah Jamyza

Proofreadar: Anisa Aulia Putri


Comments

Popular posts from this blog

Perjalanan Tanpa Akhir: Kisah Nafisatul Millah

Berjuang di Tengah Deru Mesin: Kisah Febra, Mahasiswi Ojol yang Tak Menyerah pada Keadaan

Sayaka: Perjalanan Hati dari Negeri Sakura ke IIQ Jakarta