SEMA IIQ Jakarta Gelar Latihan Kepemimpinan untuk BKKBM Periode 2025-2026

     


Senat Mahasiswa (SEMA) Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta menggelar Latihan Kepemimpinan bagi Badan Kelengkapan Keluarga Besar Mahasiswa (BKKBM) IIQ Jakarta periode 2025-2026 pada Minggu, 23 Februari 2025. Acara yang berlangsung sejak pukul 08.30 hingga 17.00 WIB ini diikuti oleh 144 anggota BKKBM dari berbagai lembaga, termasuk Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) IIQ, Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Pelatihan ini menghadirkan coach Ikhwan Nasution, seorang pelatih dan trainer profesional di berbagai institusi pendidikan maupun perusahaan. Pada sesi awal, ia membahas teori Taksonomi Bloom yang merupakan tingkatan dari proses pembelajaran, terdiri dari enam tingkatan: mengingat (remember), memahami (understand), mengaplikasikan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). Dengan teori ini pula, para peserta diajak untuk merefleksikan sejauh mana pemahaman mereka dalam konteks kepemimpin

Selain itu, coach Ikhwan menekankan pentingnya manajemen waktu, terutama bagi mahasiswa IIQ Jakarta yang memiliki tanggung jawab akademik dan hafalan Al-Qur'an. Ia juga menegaskan ulang terkait riset yang mengemukakan tentang kelemahan umum lulusan S1, yaitu rendahnya kemampuan membaca dengan pemahaman, keterampilan menulis, serta etos kerja dan komunikasi.

Pada sesi berikutnya, ia memaparkan hasil riset Harvard yang membagi individu dalam organisasi ke dalam empat kategori: quitter (pengeluh) sebanyak 30% dari penduduk bumi, camper (berada di zona nyaman) 60% dari penduduk bumi, climber (pembawa perubahan) 10% dari penduduk bumi, dan extraordinary  yang merupakan tingkat tertinggi melampaui climber (minoritas). Ia menekankan bahwa seorang pemimpin harus mampu bertransformasi dari camper menjadi climber, yang membutuhkan pemikiran kritis dan keberanian menghadapi tantangan.

Untuk memperkuat pemahaman peserta, sesi pelatihan ini juga diisi dengan simulasi kepemimpinan melalui permainan bola, teka-teki logika, dan traffic jam. Permainan ini bertujuan melatih critical thinking, problem solving, dan kecerdasan emosional dalam menghadapi tantangan kepemimpinan. Salah satu simulasi paling menarik adalah permainan "traffic jam" yang mengajarkan pentingnya peran setiap anggota dalam organisasi agar dapat bergerak secara efektif dan harmonis.

Pada sesi tanya jawab, peserta dari Dema Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) menanyakan cara menumbuhkan kesadaran diri dalam kepemimpinan. Coach Ikhwan menjelaskan bahwa kesadaran diri dapat dibangun dengan menghadapi realitas secara langsung. Sementara itu, peserta dari Dema Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) menanyakan cara membangun bonding yang baik dalam kepengurusan. Ia menekankan bahwa interaksi dan kerja sama yang intensif dalam sebuah organisasi akan secara alami membangun ikatan yang kuat antaranggota.

Sebagai penutup, Coach Ikhwan membagikan kisah inspiratif tentang pendaki pertama yang mencapai puncak Gunung Everest dan pendampingnya yang memiliki impian membantu orang lain mencapai puncak. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan sejati bukan hanya tentang mencapai tujuan pribadi, tetapi juga memberdayakan orang lain. Ia mengingatkan bahwa kunci kepemimpinan adalah "me" bukan "di", mempengaruhi bukan dipengaruhi, mengerti bukan dimengerti, serta memberdayakan bukan diperdayakan.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan khususnya bagi anggota BKKBM IIQ Jakarta mampu mengembangkan kapasitas kepemimpinan mereka dan menerapkannya dalam organisasi mahasiswa maupun untuk kehidupan bermasyarakat nantinya.

Penulis: Sufa Alwafiah Jamyza

Proofeader: Ayfia Amireyl Fitrothy


Comments

Popular posts from this blog

Perjalanan Tanpa Akhir: Kisah Nafisatul Millah

Berjuang di Tengah Deru Mesin: Kisah Febra, Mahasiswi Ojol yang Tak Menyerah pada Keadaan

Sayaka: Perjalanan Hati dari Negeri Sakura ke IIQ Jakarta