PEMIRA 2024 Berjalan Lancar, Panitia Umumkan Hasil E-Voting.

Rabu, 4 Desember 2024, Panitia Pemilihan Umum Raya (PEMIRA) Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ Jakarta) resmi mengumumkan hasil e-voting untuk menetapkan Pimpinan SEMA, Parlemen SEMA, Presiden DEMA IIQ Jakarta, dan Presiden DEMA Fakultas periode 2024-2025. Ketua Pelaksana PEMIRA, Qatrunnada, membacakan Surat Keputusan Pengumuman hasil e-voting PEMIRA IIQ Jakarta. Pengumuman dilakukan secara hybrid, yaitu secara offline di Kampus IIQ Jakarta dengan disaksikan langsung oleh para kandidat, dan secara online di kanal YouTube SEMA IIQ Jakarta. Pengumuman hasil E-Voting berlangsung dari pukul 14.00 hingga selesai.

Luthfia Zahrani Nurrahmadan, selaku Pimpinan SEMA IIQ Jakarta, secara resmi memaparkan hasil rekapitulasi suara dari pemilihan kandidat SEMA IIQ Jakarta. Berdasarkan hasil tersebut, Farha Liamiza Fastawa terpilih sebagai Pimpinan SEMA dengan memperoleh 666 suara, mengungguli Nia Aulina yang meraih 512 suara. Sementara itu, untuk posisi Parlemen Sema Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam, Badiatul Dianah berhasil mendapatkan 46 suara, diikuti oleh Zahida Azzahra dengan 42 suara. Dari Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Dewi Muyassaroh Munaya Ruwaicha terpilih dengan perolehan suara tertinggi, yaitu 445 suara, disusul oleh Fathimatun Nabila dengan 230 suara. Adapun di Fakultas Tarbiyah, Khulwatunnisa memimpin dengan 178 suara, sementara A. S. Dini Amalia memperoleh 138 suara. Hasil ini menunjukkan partisipasi aktif sivitas akademika IIQ Jakarta dalam menentukan perwakilan mereka di SEMA.

Arini Nurillah Al-Fauzani, Presiden DEMA IIQ Jakarta periode sebelumnya, menyampaikan pesan kepada kandidat terpilih sebelum membacakan hasil rekapitulasi, Ia menyampaika harapannya agar DEMA IIQ Jakarta periode mendatang bisa lebih baik lagi, serta mengingatkan bahwa kontestasi ini bersifat sementara, hubungan persahabatan tetap abadi. Setelah menyampaikan pesan tersebut, Arini mengumumkan hasil rekapitulasi pemilihan Presiden DEMA IIQ Jakarta. Berdasarkan hasil pemungutan suara, Salsabila Ismanita terpilih sebagai Presiden DEMA dengan perolehan suara sebanyak 742, unggul dari Selma Tahnis Jazila yang meraih 432 suara.

Sebagai kandidat terpilih Presiden DEMA IIQ Jakarta, Salsabila Ismanita memberi sambutan "Saya mohon doanya untuk periode kedepan semoga mampu membawa DEMA IIQ Jakarta kearah yang lebih baik lagi, menjadi lembaga mahasiswa yang berperan aktif dalam pengembangan karakter Qur'ani, bidang akademik dan sosial, serta mampu menjadi wadah aspirasi mahasiswa IIQ Jakarta," ucapnya.

Sesi selanjutnya adalah penyampaian hasil rekapitulasi pemilihan Presiden DEMA Fakultas IIQ Jakarta. Untuk Fakultas Syari'ah dan Ekonomi Islam, Siti Naurah Safa F berhasil terpilih sebagai Presiden DEMA dengan memperoleh 101 suara, mengungguli Siti Muzdalifah yang mendapatkan 19 suara. Sementara itu, di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Ihda Nuraulia terpilih dengan suara terbanyak, yaitu 449 suara, mengalahkan Aulia Fauziyah yang meraih 226 suara. Adapun Fakultas Tarbiyah, Mutiara Maulida Najah memimpin dengan 196 suara, unguul tipis atas Vini Elsa Ramadhani yang memperoleh 189 suara.

Dari uraian hasil rekapitulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa, Farha Liamiza Fastawa sebagai kandidat terpilih Pimpinan SEMA IIQ Jakarta, Salsabila Ismanita sebagai Presiden DEMA IIQ Jakarta, Siti Naurah Safa F sebagai Presiden DEMA FSEI, Ihda Nuraulia sebagai Presiden DEMA FUD, serta Mutiara Maulida Najah sebagai Presiden DEMA FT.

Terselenggaranya PEMIRA ini menjadi bukti kedaulatan mahasiswa untuk mewujudkan demokrasi kampus yang bebas, adil dan jujur. Keberhasilan PEMIRA akan menjadi cerminan sejauh mana pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai demokrasi. Kami Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) IIQ Jakarta mengucapkan selamat dan sukses bagi para kandidat terpilih yang akan menahkodai masa jabatannya. Selanjutnya kami berharap terciptanya visi dan misi berkelanjutan demi kemajuan IIQ Jakarta.

Penulis: Ayfia Amireyl Fitrothy

Proofreader: Najmi Al Adiliyah

Comments

Popular posts from this blog

Perjalanan Tanpa Akhir: Kisah Nafisatul Millah

Berjuang di Tengah Deru Mesin: Kisah Febra, Mahasiswi Ojol yang Tak Menyerah pada Keadaan

Sayaka: Perjalanan Hati dari Negeri Sakura ke IIQ Jakarta