Kampus Khusus Perempuan, Pencetak Generasi Qur'ani
Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta, kampus perempuan yang sudah berdiri selama 47 tahun sejak 12 Rabiul Awwal 1397 H, bertepatan dengan 01 April 1977 atas gagasan Prof. KH. Ibrahim Hosen LML. Pada awalnya, IIQ Jakarta hanya membuka khusus program magister bagi perempuan yang didukung penuh oleh gubernur seluruh Indonesia demi memenuhi posisi sebagai tenaga khusus di setiap provinsi dan dipersiapkan sebagai tenaga pengajar pada program S1.
Setelah meluluskan dua Angkatan pada tahun 1982, IIQ Jakarta akhirnya membuka program S1, dan membuka kembali program S2 pada tahun 1998. Hingga saat ini, Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta memiliki beberapa program pendidikan, mulai program strata satu (S1) khusus perempuan, strata dua (S2) dan strata tiga (S3) untuk umum.
IIQ merupakan lembaga pendidikan tinggi yang menggabungkan sistem pendidikan pesantren dan perguruan tinggi dengan orientasi mencetak ulama wanita penghafal Al-Qur’an, intelek, berwawasan luas dan ahli di bidang Ulumul Qur’an. Secara spesifik program S1 mendalami kajian dan pengembangan ilmu-ilmu Al-Qur’an serta bidang keilmuan yang sesuai dengan program studinya. Sementara Program Pascasarjana Magister Studi Agama Islam dimaksudkan untuk lebih mendalami dan mengembangkan Ulumul Qur’an dan Ulumul Hadis.
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta merupakan lembaga pendidikan mahasiswa berbasis Al-Qur'an yang memadukan antara pendidikan formal dengan pendidikan non formal. Hal tersebut terbukti karena proses belajar mengajar tidak hanya dilakukan pada bangku kuliah saja, tapi juga dalam lingkup pesantren. Proses belajar mengajar di pesantren dapat dibilang berbeda dengan proses di bangku kuliah, Karena dalam dunia pesantren kajian keilmuan difokuskan pada kitab-kitab turats.
Tujuan Keberadaan Pesantren Takhasus IIQ Jakarta, yakni untuk memudahkan pembinaan dan menunjang keberhasilan pendidikan di IIQ Jakarta, baik dalam bidang Tahfizh, Tahsin, Ulumul Qur'an, akademik, maupun pembentukan perilaku. Sebagai tempat belajar kedua, sudah selayaknya Pesantren menjadi tempat hunian yang nyaman dan kondusif, apalagi dengan adanya kewajiban menghafal Al-Qur'an selama masa studi.
Adanya pesantren diharapkan mampu memainkan peran sentral dalam menunjang keberhasilan pendidikan di IIQ Jakarta, khususnya dalam bidang Tahfidz, Tahsin dan Ulumul Qur’an. Keberadaan pesantren adalah sebagai unsur penunjang terwujudnya tujuan pendirian IIQ, yakni mencetak ulama dan sarjana wanita penghafal Al-Qur’an.
Hal itu bisa dilihat dari lulusan-lulusan IIQ. Salah satunya adalah Hajjah Maria Ulfah. Beliau merupakan lulusan IIQ dan menjadi wanita pertama yang memenangkan MTQ Internasional di Malaysia. Beliau juga meraih juara dua MTQ Indonesia dan diakui internasional sebagai salah satu qoriah terbaik dunia dan guru pengajian. Saat ini, beliau menjadi dosen di IIQ yang berkecimpung di dunia Tilawatil Qur’an. Bahkan, masih banyak lagi alumni-alumni IIQ yang mampu bersaing di tingkat Nasional bahkan Internasional.
Penulis: Baiq Luluk Handayani
Proofeader: Lubna Syhahira Nurfadhela
Comments
Post a Comment