Sejarah Hari Keluarga Nasional
![]() |
Sumber Foto: Unsplash/ |
Pada tahun 1945 Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya, namun pada saat itu situasi bangsa belum begitu kondusif. Bahkan untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa maka diberlakukan wajib militer bagi rakyat, hal ini yang menjadikan mereka harus berpisah dengan keluarganya. Melalui perjuangan daripada pahlawan bangsa, pada 22 juni 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh. Seminggu setelah itu tepatnya pada 29 Juni 1949, para pejuang kembali kepada keluarganya, hal inilah yang mendasari lahirnya Hari Keluarga Nasional (Harganas).
Dikutip dari situs resmi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana), Prof. Dr. Haryono Suyono merupakan penggagas Hari Keluarga Nasional. Ia merupakan Ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di era Presiden Soeharto. Kepada Presiden Seoharto, sebelumnya Haryono menyampaikan tiga pokok pikiran. Pertama, mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa. Kedua, tetap menghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan bangsa. Ketiga, membangun keluarga menjadi keluarga yang bekerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga sejahtera. Presiden Soeharto menyetujui gagasan tersebut, maka lahirlah Hari Keluarga Nasional yang diperingati setiap 29 Juni.
Arti Keluarga
Mari sama-sama kita mengenal apa arti keluarga. Menurut KBBI makna keluarga secara etimologi dapat diartikan dengan satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat, yang berarti bahwa keluarga adalah tempat dimana pertama kali kita bertumbuh dan berkembang. Keluarga menjadi awal kehidupan yang paling mendasar dan juga menjadi tempat bagi kita untuk pertama kalinya bersosisalisasi sebagai manusia. Setiap orang pasti mempunyai makna tersendiri tentang apa arti keluarga dalam hidup mereka. Islam pun memiliki pandangan tersendiri tentang keluarga. Arti keluarga dalam islam merupakan rumah tangga yang dibangun dari suatu pernikahan antara seorang pria dan wanita yang dilaksanakan sesuai syariat agama Islam, yang memenuhi syarat pernikahan dan rukun nikah yang ada. Pernikahan juga awal membangun rumah tangga Islam dan keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah. Adapun hal ini disebutkan dalam firman Allah SWT:
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir” (QS Ar-Rum:21).
Menurut Islam keluarga menjadi peranan paling penting dalam membangun fondasi-fondasi agama. Seperti mengajarkan tentang akhlak, akidah, Al-Qur’an, serta yang lainnya. Allah SWT juga memerintahkan kita untuk memelihara keluarga dari siksa api neraka, seperti yang tercantum dalam firman Allah:
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS-At-Tahrim:6).
Kesimpulan dari arti keluarga di atas adalah bagaimana keluarga bisa menjadi wadah yang paling pertama untuk mendidik serta menjaga anggota keluarga kita dengan baik.
Untuk itu apa arti keluarga bagi kalian?
Penulis: Graciela Victoria
Comments
Post a Comment